Rabu, 15 Maret 2017

Sepenggal Kisah Dibalik Layar TPQ Al-Ghofilin, bagian 3

Sepulang jam belajar mengajar Al-qur'an,kulihat ada 3 santri TPQ Al-ghofilin sedang asyik ngobrol,usia mereka kira2 antara 5 - 7 th.

Karena begitu asyiknya mengobrol sampai membuat saya tertarik menghampiri mereka dan ingin mengetahui apa sebenarnya yang sedang mereka obrolkan.
Kemudian saya duduk disamping majlas mereka,kuperhatikan mereka yg lagi asyik mengobrol dengan segala ekspresi mereka yang polos tanpa beban disertai canda tawa khas anak2
Mulanya obrolan mereka biasa-biasa saja ya seputar permainan dan pengalaman mereka selama bermain.
Akan tetapi tiba2 ada hal menarik dari peristiwa dialog mereka,salah seorang dari mereka mengeluarkan kue dari tas yang dia bawa dan anak santri itu langsung memakan kue itu dengan begitu lahabnya tanpa menawari temannya yg lain apalagi membagikan, kemudian salah seorang yang lain rupanya sangat menginginkan kue yg dimakan oleh temannya itu tadi,dan dialog pun terjadi :
Santri 1 : "minta dong kuenya"
Santri 2 : "hmmmmm"
Santri 1 : "kamu jangan pelit,nanti kamu jadi temannya setan"
Santri 2 : "ko bisa jadi temannya setan,kan kue ini aku bawa sendiri dari rumah,ga ngambil punya orang lain"
Santri 1 : "iya tapi kamu pelit,ga mau ngasih aku kue itu,padahal aku sudah minta sama kamu"
"Kata ibuku kalo orang pelit itu temennya setan"
Santri 2 : tetep bengong sambil memegangi kuenya
Tiba-tiba Santri 3 menyela pembicaraan berbicara sama santri 1
Santri 3 : " kamu ga boleh gitu,kalo tidak dikasih tidak boleh memaksa,berarti kamu juga temannya setan"
Santri 2 : " Lo ko bisa "
Santri 3 : " kata ibukku orang yang suka minta2 juga temennya setan,nanti kalo meninggal wajahnya jadi hitam"
Yang diluar dugaan Santri 2 yg mulai tadi bengong sambil memegangi kuenya, tiba-tiba menyodorkan kuenya utk berbagi sama temen-temen nya,dia kasihkan sebagian kuenya ke temennya yg minta tadi,tapi entah karena jengkel atau gimana santri 1 seakan kehilangan selera makannya dengan wajah sedikit cemberut menolak kue pemberian santri 2
Santri 2 : " ini kuenya, katanya kamu minta "
Santri 1 : " nggak "
Santri 3 : " nggak boleh gitu,kamu tidak boleh nolak,kan kamu sudah dikasih "
Santri 1 : sambil nangis dia bilang " aku ga mau,ga usah dipaksa,katamu ga boleh "
Santri 3 : " kata ibukku kalo minta ga boleh,tapi kalo dikasih ga boleh ditolak "
Akhirnya kue yang tadinya dimakan sendiri akhirnya dimakan bersama-sama bertiga dan tangisan pun terhenti,kemudian mereka asyik kembali mengobrol sambil berjalan pulang
Catatan
Dari peristiwa kecil tadi dapat kita lihat betapa lingkungan dan peran orang tua terutama seorang ibu sangat berpengaruh dalam membentuk karakter,perilaku dan cara berfikir anak,karena seorang anak akan cenderung meniru perilaku orang tua dan lingkungannya,oleh karena itu mari kita orang tua harus benar-benar selektif dalam berkata-kata,bersikap dan berperilaku kepada anak karena apapun yg kita lakukan akan ditiru oleh anak,dan jika kita para orang tua menginginkan anak2 yang Sholih maka orang tua harus banyak memohon,menangis kepada Sang Pencipta utk kebaikan dan kesholihan anak2nya,jadi orang tua harus terlebih dahulu prihatin dan bersungguh-sungguh beribadah kepada Allah SWT,jangan mudah mengumpat dan berkata-kata kotor maupun kasar kepada anak,karena itu akan menjadi doa bagi anak,dan anak akan mudah meniru perilaku buruk kita.
Selalu waspadai pergaulan anak,Carikan lingkungan yang baik dan selektif buat anak agar anak2 kita juga tidak gampang terpengaruh oleh lingkungan buruk disekitarnya.
Ajak anak terus berkomunikasi yang sehat sehingga orang tua tidak telat momentum dalam memberikan arahan baik yang jelas dan tidak samar2 pada anak,hal ini penting agar anak bisa berterbuka dengan orang tua dan dengan begitu orang tua juga akan mengerti setiap fase perkembangan anak.
Semoga kita dimudahkan oleh Allah SWT menjadi orang tua yang baik,dan membangun suasana yang baik dengan penuh semangat ibadah di lingkungan rumah tangga kita dan lingkungan tempat tinggal kita.
Aamiin.... Aamiin...... Ya Robbal A'lamin

Dari catatan kecilku,M.jaddin Wajad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar