Tiada Dusta diantara kita
Kalimat ini seakan tidak pernah terlewat beliau ucapkan
setiap moment2 beliau bermajlas.
Beliau selalu mengawali melontarkan pernyataan ini ketika
beliau memulai berdialog dengan orang lain,apalagi jika seseorang itu baru
pertama kali bertemu dan berdialog dengan beliau.
Kalimat ini sekilas nampak sangat sederhana dan biasa2
saja,tetapi jika kita renungkan lebih dalam lagi ternyata mengandung makna yang
luar biasa dalam,dari pernyataan ini beliau sepertinya ingin mengajak kita
untuk belajar jujur dan apa adanya pada diri sendiri terutama pada Sang
Pencipta,karena seringkali kita masih sibuk menjaga imej kita agar tdk sampai
terlihat buruk dimata orang lain sehingga hal inilah yang menjadi faktor
penyebab sulitnya kita beribadah secara tulus dan ikhlas kpd Sang Pencipta
kita.
Nasehat beliau
" Seseorang tidak akan bisa menghayati pertaubatannya
jika dia tidak mau mengakui dengan jujur kesalahannya dihadapan Sang Pencipta
"
" ketika seseorang masih sibuk untuk dinilai baik oleh
orang lain apalagi dia masih sibuk menilai keburukan orang lain maka dia akan
sulit beribadah secara benar kepada Allah,karena hal inilah yang akan
menghalangi terhubungnya seorang hamba dengan Pencipta-Nya "
Ada 5 hal yang menjadi dasar kerangka berfikir beliau
didalam menyikapi hidup sebagai bagian perjalanan sementara menuju pada tujuan
akhir masa depan keabadian ( kehidupan kekal di akherat )
1. Seluruh aktivitas didasarkan pada muara Ridlo Allah SWT.
2. Selalu curiga terhadap diri,koreksi diri dan evaluasi
diri.
3. Zuhud terhadap dunia.
4. Saling menguatkan rasa cinta dan belas kasih terhadap
sesama.
5. Menghiasi diri dengan akhlak yang mulia.
•> Pada poin pertama
Nasehat beliau
" Niatkan seluruh aktivitas kita semata-mata karena
Allah "
" Hadirkan Allah dalam seluruh aktivitasmu (baik
gerak&diam) sebagai wujud ibadah kita kepada Allah "
" Ibadah yang kita lakukan harus
tulus,mulus,lillah,murni "
Tulus bermakna aktivitas yang kita lakukan dalam posisi
sadar penuh atas keridloan diri kita melakukan nya dan tidak terpaksa.
mulus bermakna tidak cacat&terjaga dari kotoran yang
mengurangi keindahan dari sebuah amal,sehingga hal ini dituntut kehati-hatian
yg ekstra baik gerak lahir maupun batin utk menjaga kehormatan diri dihadapan
Allah dan sesama manusia.
lillah bermakna seluruh aktivitas dilakukan semata-mata
karena Allah dan yang dituju adalah keridloan-Nya.
murni bermakna menuntut sebuah proses dilakukan secara baik
dan benar sesuai dengan tahapan-tahapan nya dan berakhlak ( sesuai dengan
kaidah keindahan kesopanan dan kesusilaan ).
•> Pada poin kedua
Kita tidak boleh merasa sudah baik apalagi merasa lebih baik
dari orang lain dan tidak cepat merasa sudah puas (merasa sudah aman) terhadap
amal baik yang kita lakukan,selalu curiga terhadap curian2 dari dalam diri,
menyadari penuh bahwa kita masih banyak melakukan kesalahan dan dosa termasuk
didalam aktivitas ibadah kita sehingga hal inilah yang akan mendorong semangat
bersungguh-sungguh utk senantiasa bertaubat kepada Allah SWT.
•> Pada poin ketiga
Nasehat beliau
" Tidak ada yang salah dengan dunia,dunia diciptakan
untuk kita dan kita diciptakan untuk akherat,yang salah jika dunia kita
tempatkan didalam hati kita "
" Janganlah engkau cinta pada dunia karena cinta dunia
adalah pangkal dari seluruh kesalahan dan dosa "
" Dunia adalah tempat persinggahan sementara menuju
perjalanan abadi di akherat "
" Dunia adalah tempat ujian bukan tempat kita membangun
masa depan dan akheratlah masa depan kita yang sejati "
Zuhud terhadap dunia yang beliau maksudkan dalam hal ini
yaitu adanya ikhtiar yang bersungguh-sungguh mendayakan seluruh potensi yg diberikan oleh Allah kepada kita didalam
menetapi ketentuan-Nya dan berpasrah total menerima utuh seluruh
pemberian&pengaturan Allah untuk diri kita.
•> Pada poin keempat
nasehat beliau
" Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia adalah makhluk
sosial yang tidak dapat berdiri sendiri dan saling membutuhkan antar satu dan
yg lain "
" perbedaan adalah Rahmat dari Allah dimana satu dengan
yang lainnya itu saling melengkapi "
" jangan jadikan perbedaan sebagai alasanmu memusuhi
sesamamu akan tetapi perbanyaklah mencari kesamaannya sebagai makhluk yg saling
membutuhkan satu dengan lainnya "
" pergaulilah sesamamu dengan penuh rasa cinta dan
belas kasih dan karena Allah "
Pada poin ini lebih banyak terkait dengan hubungan sosial
antar sesama manusia dimana beliau
menekankan untuk saling menjaga hubungan baik antar sesama dengan menguatkan
rasa cinta dan belas kasih karena Allah.
•> Pada poin kelima
Nasehat beliau
" memanusiakan manusia"
" kita dituntut untuk bersikap dan berpenampilan
simpatik dan menarik sehingga orang lain tidak salah dalam membaca diri kita
untuk menjaga kehormatan diri dan kehormatan orang lain "
" pergaulilah orang lain dengan akhlak yang baik sopan
santun lahir batin "
" Didalam bersikap dan berperilaku baik pada orang lain
harus mengacu pada standar penilaian baik dimata Allah "
Dari nasehat beliau dapat disimpulkan bahwasanya kita
dituntut utk berperilaku secara baik dan manusiawi kepada orang lain dengan
penuh etika sopan santun dan dalam koridor karena Allah sehingga kita tidak
terjebak hanya sekedar ingin dinilai baik dimata orang lain akan tetapi cemar
dimata Allah dan terseret oleh pergaulan yang tidak selektif yang hanya akan
membawa kita jauh dari Sang Pencipta.
Dari kelima poin diatas,betapa beliau sangat menyadari
posisi beliau sebagai seorang hamba yang dituntut utk bersungguh-sungguh baik
lahir maupun batin beribadah secara benar guna menjaga hubungan baik dengan
Sang Penciptanya sebagai wujud penyerahan diri total seorang hamba kepada Sang
Penciptanya.
Sekaligus menyadari penuh posisinya sebagai seorang makhluk
yang dituntut utk berbuat baik dan beradab yang didasarkan pada rasa cinta dan
belas kasih kepada sesamanya sebagai wujud makhluk sosial yang saling
membutuhkan antar satu dengan lainnya.
Dari dasar inilah yang mengerucutkan pandangan beliau akan
pentingnya arti sebuah kejujuran dan ketulusan yang harus benar-benar
ditegakkan dalam rangka menjaga hubungan baik dengan Sang Pencipta maupun
dengan sesama manusia.( bersambung)
penulis,M.jaddin wajad
TPQ Al-ghofilin,27 Januari 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar