Rizqi Yang Barokah
Hari itu bapak ( KH.M.Farid Wajdi ) sedang duduk diruang
tamu ditemani ibu,dan saya menghampiri beliau berdua untuk berpamitan keluar
rumah,sebelum mengijinkan saya pergi,beliau menyuruh saya duduk dan kemudian
bertanya :
" mau kemana anakku ko kamu terlihat terburu-buru
"
Saya pun menjawab pertanyaan beliau :
" mau keluar pak untuk ketemu sama teman bisnis "
" apa yang menjadi niatmu ketemu dengan dia "
" ya cuma sekedar bertemu pak,tadi sudah
janjian,rencananya mau bertransaksi barang dagangan yang saya jual "
" aku pingin tanya, kalau kamu berbisnis apa yang ingin
kamu capai "
Mendapat pertanyaan ini saya hanya bingung,tidak bisa
menjawab dan dalam hati saya sempat berkata :
" bapak ini gimana,ya namanya bisnis ya nyari uang
(keuntungan),masak hal sederhana ini ko masih ditanyakan "
Diluar dugaan ternyata beliau mampu membaca apa yang sedang
saya fikirkan meski hanya melihat ekspresi saya yang bingung tanpa mampu
menjawab pertanyaan beliau, beberapa saat kemudian beliau meneruskan
pembicaraan.
" sudah kamu tidak perlu menjawab,saya sudah faham apa
yang kamu fikirkan "
" saya cuma ingin berpesan,kalau kamu bekerja jangan
kamu niati hanya sekedar mencari uang,nanti kamu akan mudah terjebak yang
penting dapat uang, sehingga kamu tidak akan berhati-hati didalam proses kamu
menjemput bagian dari Rizqi yang sudah disediakan oleh Allah untuk dirimu,kamu
bisa menipu bahkan mencuri hanya demi memuaskan keinginanmu untuk mendapatkan
uang "
" padahal banyak hal positif yang bisa kamu dapatkan
selama berproses tholabul halal,karena memang hal itu diperintah oleh Allah
agar menggerakkan kaki dan tanganmu
untuk menjemput bagian Rizqi yang sudah disediakan oleh Allah untukmu "
" saya teringat dawuh (hadist) Kanjeng Nabi Muhammad
SAW bahwa : "Dibalik tholabul halal tersimpan banyak pahala,barokah dan
ampunan Allah SWT,karena ada sebagian dosa yang tidak bisa ditebus oleh manusia
kecuali lewat kesulitan kita mencari Rizqi yang halal "
" jadi dalam hal ini yang dinilai bukan hasilnya tetapi
prosesnya selama kita bertholabul halal,itu yang akan dihisab dan harus kita
pertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT kelak diakherat "
" oleh karena itu pasang niat yang baik,niati ketika
kamu bekerja tdk dalam rangka mencari uang,tetapi *mencari barokah tholabul
halal*sehingga konsentrasi mu tetap Ridlonya Allah SWT yang kamu cari bukan
materinya,karena Rizqi kita itu sudah dijamin dan ditetapkan oleh Allah SWT
selama kita hidup di dunia,jadi kamu tidak perlu khawatir sama sekali "
" bagaimana kamu sudah faham ? "
" inggih pak "
Ada 5 hal yang menjadi landasan beliau didalam bab tholabul
halal ( menjemput bagian Rizqi yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT ) agar
Rizqi kita barokah :
1. Jangan sampai meninggalkan yang fardlu ( kewajiban yang
sudah diperintahkan oleh Allah untuk kita
2. Jangan sampai mengecewakan apalagi menyakiti teman kerja
kita ( baik itu yang terkait dengan cara
kita bertransaksi maupun dari nilai transaksi kita dengan orang lain ).
3. Jangan hanya profit oriented ( mencari keuntungan semata
).
4. Jangan terlalu menggebu-gebu didalam bekerja ( full kerja
).
5. Jangan sampai meyakini bahwa usahanya yang
menentukan,tetap meyakini bahwa semuanya Allah yang menentukan.
•> pada poin yang pertama
Selama kita bekerja jangan sampai melenakan kita sehingga
mencuri perhatian kita sampai kita lupa dan meninggalkan kewajiban2 kita
sebagai manusia yang diciptakan hanya untuk beribadah kepada Allah SWT saja (
baik kewajiban kita kepada Allah SWT maupun kewajiban kita kepada sesama
manusia ).
•> Pada poin kedua
Selama kita bekerja kita dituntut untuk berlaku
jujur,tanggung jawab dan manusiawi sehingga tidak ada fihak ( yang terkait
dengan proses selama kita bekerja ) yang akan merasa dirugikan atau
dikecewakan,jadi tetap koridor bekerja kita mengacu pada Ridlo Allah SWT dan
Ridlo sesama.
•> Pada poin ketiga
Didalam kita bekerja yang menjadi niatnya adalah mencari
barokah Rizqi yang halal dan menghayati semua laku2 selama bekerja adalah
bagian dari proses ibadah kepada Allah SWT dan yang menjadi tujuannya adalah
keridloan-Nya dan Ampunan-Nya.
•> Pada poin yang keempat
Selama kita bekerja kita dituntut utk optimal didalam
mendayakan semua potensi yang diberikan oleh Allah SWT utk kita akan tetapi
tetap terkontrol dengan baik seluruh sikap hati kita,jadi tidak terpimpin oleh
hawa nafsu kita sampai kita kehilangan waktu2 berkualitas kita untuk beribadah
pada Allah dan waktu terbaik kita utk menghasilkan karya indah dihadapan Sang
Pencipta.
•> Pada poin kelima
Ketika ada hasil yang kita peroleh selama kita bekerja
_jangan sampai kita yaqini bahwa usaha kita yang menentukan,akan tetapi harus
benar-benar kita yaqini dan kita tanamkan dalam hati kita bahwa semua hasil itu
atas kehendak dan kuasa Allah SWT._sehingga kita wajib bersyukur atas segala
nikmat yang telah Allah berikan untuk kita dan membelanjakan Rizqi yang kita
peroleh kejalan yang benar yang Allah SWT Ridloi.
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan pemikiran beliau
tentang konsep bekerja bahwa didalam bekerja harus menjaga mulai dari niat yang
baik ( niat ibadah pada Allah ), dan kita harus benar-benar menjaga laku2 kita
selama bekerja agar tetap berfokus pada nilai ibadah ( tidak terjebak pada
hasil akan tetapi penghayatannya pada prosesnya dilakukan secara
baik,jujur,penuh tanggung jawab, manusiawi yang mengacu pada keridloan Allah
SWT,keridloan diri dan keridloan sesamanya ) dan membelanjakan Rizqi kita
secara benar menurut Allah SWT,dan kita dituntut untuk terus bersyukur dan
berpasrah total menghayati segala keputusan Allah SWT untuk kita adalah yang
terbaik.
Penulis,M.Jaddin Wajad
TPQ Al-ghofilin,29 Januari 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar